Masa kecil yang selalu indah.
Cinderella yang malang akhirnya menemukan pangeran yang baik hati. Hidup bahagia selamanya hingga tua nanti.
Masa remaja yang selalu ceria.
Berjumpa kawan sebaya yang selalu membawa kabar bahagia. Sesekali
malu-malu bertemu teman lelaki yang disuka diam-diam sambil melempar
senyum manis manja.
Hanya saja hidup bukan melulu tentang bahagia dan tawa.
Saat dewasa kau belajar, bahwa ada luka yang pelan-pelan mengajarkan soal bijaksana.
Tentang
luka. Kau bicara soal cinta tak lagi hanya soal senyum simpul malu-malu
saat bertemu. Cinta datang lebih mendalam. Membawa luka yang tak hanya
memberimu tangis dalam malam-malam penuh doa.
Iya, kau sudah dewasa.
Kau bukan lagi gadis kecil ayah yang dipangku tiap senja, mendengar
dongeng ayah yang tak pernah ada habisnya sambil sesekali bercanda
dengan manja.
Iya, kau sudah belajar mengenai hidup sendiri membangun asa.
Belajarnya bijak menerima tiap luka dan kecewa dengan hati yang lebih lapang dada.
Kau bukan lagi gadis kecil ayah yang manja.
Sudah saatnya tiap luka kau sikapi dengan hati ikhlas tanpa keluh kesah pada Sang Kuasa.
Tentang luka, dia mengajarkanmu menari di bawah hujan biar tangis mengalir deras tanpa siksa.
Kau sudah dewasa.
Oktober kelabu, 2013