Showing posts with label Affection. Show all posts
Showing posts with label Affection. Show all posts

Sunday, March 18, 2018

To the Man Who is Brave Enough to Love Me and Will Never Give Up on Me

Let me start this by saying sorry.
I am sorry it won't be easy loving a girl like me. I am not the perfect girl you have always wanted. I have my flaws, I make mistakes, I have this bad habit of over thinking, I have fears, and insecurities.

I am sorry you have to be strong enough to handle me because I need someone who’s patient enough to understand why I am who I am today.
I am sorry because I know exactly that loving me will stress you out, make you angry, break your heart at times, test you, challenge you, and change you. 

I will be difficult with me more often than not. I have scars on my body and on my heart, I have mosters in my nightmares and aims.
I just hope you'd be able to accept them.
I hope you'll love me with all my imperfections.

There will be times I would think I am not good enough but please tell me I am more than enough for you.
There will be times I would doubt you or your love for me but all you need to do is reassure and show me, let me know I'm the one you really love.
There will also be times I would ignore you, your texts, your chat, calls or even block you but please do not give up.
I can be annoying at times, I can be difficult and stubborn at times but never get tired and never give up on me.
There are times I am crazy and nuts, and if that happens to me, please don't laugh at me and just help me. Please hug and kiss me on the forehead and it is enough for me.
Stick by my side and love me not just on good times but also during the hard times. I hope you will also fall in love with the suicidal-depressed-anxious-clingy-possessive girl in me. I hope you'll held all the pieces of my broken self and still call me beautiful.
Spoil me and I will spoil you more. Love me and I will love you deeper. I am not the best at being loved, but I am pretty amazing at loving.

Dear, You.
Thanks for being  my 2 a.m. person. Thank you for being so comforting. Thank you for always making efforts to make me smile.
Thank you for making me believe in love again. Thanks for making me stronger. You are the one who believe in my abilities.

I promise you that we will make it and we will grow stronger each and every day. I don't give up. I'll never give up. I can keep my promises so please keep yours also. And I can be sure of is you won't regret taking a chance on me. I promise.

Friday, February 5, 2016

Penting dan Bermanfaat

Nama beliau Deni Noviana, lengkapnya Prof Drh Deni Noviana, PhD. Beliau adalah seorang guru besar tetap Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Lulusan program doktoral Universitas Miyazaki, Jepang. Pertama kali saya mendengar nama beliau di mata kuliah IBUV pada semester 5, saya pikir beliau adalah seorang perempuan (saya minta maaf ya, Prof...). Mungkin beliau tidak mengenal saya langsung, beliau hanya mengetahui nama saya dari daftar mahasiswa yang beliau ajar. Tapi saya sangat bangga menjadi mahasiswa beliau. Pernah saya bertemu dengan teman seangkatan beliau beberapa kali, yang mereka ceritakan pasti betapa hebatnya seorang Profesor Deni Noviana dan mereka bangga sekali akan hal tersebut. Dalam hati saya mengamini kata-kata mereka, saya juga bangga menjadi mahasiswa beliau.

Semenjak tahun 2015 beliau ditugaskan menjadi Direktur Rumah Sakit Hewan IPB dan saya melihat banyak sekali perubahan baik yang beliau lakukan untuk RSH ini. Manajemen rumah sakit yang lebih baik, kegiatan yang diperbanyak, hingga penggunaan fasilitas RSH yang lebih maksimal. Pernah melihat RSH IPB sebaik ini? Saya belum.

Pagi ini kami, mahasiswa koas residensi (yang beliau sebut dengan Dokter Residen) berkesempatan diajar oleh beliau mengenai diagnosa jantung. Beliau mengajar dengan sukarela, tanpa jadwal khusus dari PPDH. "Agar waktu kalian tidak terbuang percuma di RSH ini," katanya. Saat sedang menyampaikan materi pun, kami tidak hanya disuapkan begitu saja. Setiap orang ditanyakan pemahamannya mengenai materi tersebut dan 'dipaksa' berpikir, dan beliau selau bertanya, "setuju ya sama pendapat si A" jika akan melanjutkan ke slide berikutnya. Belum pernah saya melihat seorang profesor repot-repot memikirkan apa yang kami lakukan di RSH dan mau mengajarkan ilmunya kepada kami secara cuma-cuma (kalau tidak salah workshop diagnosa jantung yang diajar beliau cukup mahal harganya). Logikanya, ngapain beliau repot-repot memikirkan mahasiswa seperti kami, mending proyekan ke luar sana nyari duit dari kanan kiri. Lumayan, sekali kelas bisa dapat sekian juta. Tapi tidak, beliau lebih memilih mengurus rumah sakit yang pernah kritis ‘hidup segan mati tak mau’ ini dan segenap komponen yang berada di bawah naungannya, termasuk kami.

Tadi pagi saat beliau mengajar ada teman saya yang harus meminta izin keluar ruangan karena telah ada janji dengan dosen lain pada jam tersebut, dan beliau mengijinkan tanpa komentar apa-apa. Kalau saya bilang, "beliau ga rese orangnya." Padahal bisa saja beliau marah dengan mengatakan begini, "Kamu ini tidak menghargai saya ya, saya lagi ngajar kamu malah mau ketemu dosen lain. Dasar mahasiswa '-----sensor----' kamu!" Wow, jangan harap ada kalimat begitu dari beliau. Jika ada yang beliau tidak sukai, maka beliau akan langsung mengatakannya di depan, dengan santun pastinya. "Sebaiknya matikan handphone adik-adik sekalian karena saya sudah mengusir seorang mahasiswa PPDH karena bermain handphone saat saya mengajar." Jika ada materi yang tidak kami mengerti, beliau dengan sabar mengulangi materi tersebut. Sungguh santun, dan baik, dan tulus, dan cerdas, dan sabar, dan santai, dan bijaksana, dan dan dan sifat baik lainnya yang kalau saya sebutkan mungkin habis semalaman. Ya begitulah, terlau banyak hal baik dari diri beliau yang harus bisa saya contoh.

Saya membuat tulisan ini bukan untuk membanding-bandingkan beliau dengan orang lain. Saya hanya ingin ini menjadi pengingat kelak jika saya telah menjadi 'orang' juga, bahwa percuma semua yang saya miliki akan percuma jika saya hanya bisa mencari materi tanpa menjadi bermanfaat bagi orang lain. 
Begitulah teman-teman tercinta, di sini hanya sedikit cerita tentang beliau yang bisa saya tuliskan. Saya berharap semoga beliau menjadi teladan bagi kita semua. Jangan hanya menjadi orang yang memiliki gelar selusin dengan sertifikat bertumpuk, namun membuat kita menjadi semakin egois dan merasa paling hebat. Kematangan ilmu juga harusnya sejalan dengan kematangan emosional. Dan satu hal yang terpenting yang bisa saya petik adalah, menjadi orang penting itu baik, tapi menjadi orang penting yang baik dan bermanfaat bagi sesama itu lebih utama. Ya nggak? Hehehe.

Saya mendoakan agar Prof Den selalu diberikan nikmat kesejahteraan dan kesehatan dari Allah SWT, semoga umur panjang diberikan kepada beliau sehingga lebih banyak lagi orang yang belajar dan meneladani kebaikan dari beliau. Aamiin yra. 

Friday, January 29, 2016

Love Your Self

You can search throughout the entire universe for someone who is more deserving of your love and affection than you are yourself, and that person is not to be found anywhere. You yourself, as much as anybody in the entire universe deserve your love and affection. - Buddha

Thursday, December 17, 2015

You Don’t Have to Hear “I Love You” to Know That Someone Does

“Good Morning”
“How was your day?”
“Be careful”
“Text me when you get home so I know you’re safe”
“Sweet dreams”
“How are you?”
“I hope you’re feeling better”
“Have a good day today!”
“:)”
“I miss you”
“Good night”
“Can you come over?”
“Can I come over?”
“Can I see you?”
“Can I call you?”
“You’re beautiful”
“Want something to drink?”
“Watch your step”
“Let’s watch a movie”
“What are you up to?”
“How is your day so far?”
“It will be okay”
“I’m here for you”
“Do you need anything?”
“Are you hungry?”
“I just wanted to hear your voice”
“You just made my day”
You don’t have to hear “I Love You” to know that someone does. Listen carefully. People speak from the heart more often than you think.

Blocklava on Tumblr (via blocklava)