Showing posts with label Be Your Self. Show all posts
Showing posts with label Be Your Self. Show all posts

Friday, February 5, 2016

Penting dan Bermanfaat

Nama beliau Deni Noviana, lengkapnya Prof Drh Deni Noviana, PhD. Beliau adalah seorang guru besar tetap Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Lulusan program doktoral Universitas Miyazaki, Jepang. Pertama kali saya mendengar nama beliau di mata kuliah IBUV pada semester 5, saya pikir beliau adalah seorang perempuan (saya minta maaf ya, Prof...). Mungkin beliau tidak mengenal saya langsung, beliau hanya mengetahui nama saya dari daftar mahasiswa yang beliau ajar. Tapi saya sangat bangga menjadi mahasiswa beliau. Pernah saya bertemu dengan teman seangkatan beliau beberapa kali, yang mereka ceritakan pasti betapa hebatnya seorang Profesor Deni Noviana dan mereka bangga sekali akan hal tersebut. Dalam hati saya mengamini kata-kata mereka, saya juga bangga menjadi mahasiswa beliau.

Semenjak tahun 2015 beliau ditugaskan menjadi Direktur Rumah Sakit Hewan IPB dan saya melihat banyak sekali perubahan baik yang beliau lakukan untuk RSH ini. Manajemen rumah sakit yang lebih baik, kegiatan yang diperbanyak, hingga penggunaan fasilitas RSH yang lebih maksimal. Pernah melihat RSH IPB sebaik ini? Saya belum.

Pagi ini kami, mahasiswa koas residensi (yang beliau sebut dengan Dokter Residen) berkesempatan diajar oleh beliau mengenai diagnosa jantung. Beliau mengajar dengan sukarela, tanpa jadwal khusus dari PPDH. "Agar waktu kalian tidak terbuang percuma di RSH ini," katanya. Saat sedang menyampaikan materi pun, kami tidak hanya disuapkan begitu saja. Setiap orang ditanyakan pemahamannya mengenai materi tersebut dan 'dipaksa' berpikir, dan beliau selau bertanya, "setuju ya sama pendapat si A" jika akan melanjutkan ke slide berikutnya. Belum pernah saya melihat seorang profesor repot-repot memikirkan apa yang kami lakukan di RSH dan mau mengajarkan ilmunya kepada kami secara cuma-cuma (kalau tidak salah workshop diagnosa jantung yang diajar beliau cukup mahal harganya). Logikanya, ngapain beliau repot-repot memikirkan mahasiswa seperti kami, mending proyekan ke luar sana nyari duit dari kanan kiri. Lumayan, sekali kelas bisa dapat sekian juta. Tapi tidak, beliau lebih memilih mengurus rumah sakit yang pernah kritis ‘hidup segan mati tak mau’ ini dan segenap komponen yang berada di bawah naungannya, termasuk kami.

Tadi pagi saat beliau mengajar ada teman saya yang harus meminta izin keluar ruangan karena telah ada janji dengan dosen lain pada jam tersebut, dan beliau mengijinkan tanpa komentar apa-apa. Kalau saya bilang, "beliau ga rese orangnya." Padahal bisa saja beliau marah dengan mengatakan begini, "Kamu ini tidak menghargai saya ya, saya lagi ngajar kamu malah mau ketemu dosen lain. Dasar mahasiswa '-----sensor----' kamu!" Wow, jangan harap ada kalimat begitu dari beliau. Jika ada yang beliau tidak sukai, maka beliau akan langsung mengatakannya di depan, dengan santun pastinya. "Sebaiknya matikan handphone adik-adik sekalian karena saya sudah mengusir seorang mahasiswa PPDH karena bermain handphone saat saya mengajar." Jika ada materi yang tidak kami mengerti, beliau dengan sabar mengulangi materi tersebut. Sungguh santun, dan baik, dan tulus, dan cerdas, dan sabar, dan santai, dan bijaksana, dan dan dan sifat baik lainnya yang kalau saya sebutkan mungkin habis semalaman. Ya begitulah, terlau banyak hal baik dari diri beliau yang harus bisa saya contoh.

Saya membuat tulisan ini bukan untuk membanding-bandingkan beliau dengan orang lain. Saya hanya ingin ini menjadi pengingat kelak jika saya telah menjadi 'orang' juga, bahwa percuma semua yang saya miliki akan percuma jika saya hanya bisa mencari materi tanpa menjadi bermanfaat bagi orang lain. 
Begitulah teman-teman tercinta, di sini hanya sedikit cerita tentang beliau yang bisa saya tuliskan. Saya berharap semoga beliau menjadi teladan bagi kita semua. Jangan hanya menjadi orang yang memiliki gelar selusin dengan sertifikat bertumpuk, namun membuat kita menjadi semakin egois dan merasa paling hebat. Kematangan ilmu juga harusnya sejalan dengan kematangan emosional. Dan satu hal yang terpenting yang bisa saya petik adalah, menjadi orang penting itu baik, tapi menjadi orang penting yang baik dan bermanfaat bagi sesama itu lebih utama. Ya nggak? Hehehe.

Saya mendoakan agar Prof Den selalu diberikan nikmat kesejahteraan dan kesehatan dari Allah SWT, semoga umur panjang diberikan kepada beliau sehingga lebih banyak lagi orang yang belajar dan meneladani kebaikan dari beliau. Aamiin yra. 

Saturday, October 31, 2015

Don't Judge Me Challenge

Sebenarnya isu ini sudah cukup lama lewat, dan tulisan ini ditulis pada saat tren tersebut sedang digandrungi anak muda sosial media kita, tetapi lupa di-posting dan terlalu lama berada di dalam folder draft saya. 
Saya tidak akan menjustifikasi peserta 'Don't judge me challenge' ini, namun saran saya sebelum kita mengikuti suatu trend, ada baiknya kita mencari tahu terlebih dahulu tujuan dan maknanya trend tersebut apa. Jangan menjadi generasi yang latah mengikuti suatu tren tanpa tau tujuan yang sebenarnya, termasuk  'Don't judge me challenge' ini.
'Don't judge me challenge' it's not about the changes, but it thaught me to be myself. It's not about show your double chin and full of acne's face and then change to be a beautiful one, bukan dari buruk rupa menjadi cantik semata.
It's about being real you and don't need to try so hard to impress people and let people find the real beauty of you because everyone all beautiful in our own way.
You don't need to be ugly at first then show your beauty later. Please don't. If you show your 'before' like having tompel, jerawat, double chin, alis berantakan sebagai hal yang jelek and then in the next second you show your beautiful and full make up face, do it a judge it's self, didn't it?
Please, think it. Embrace yourself, young people..
#dontjudge
#opinion
#dontjudgemechallenge
#dontjudgechallenge

Tuesday, March 5, 2013

I Know Who I am


"I am not what happened to me, I am what I choose to become."
 
Life changes. I get it all lined up just the way I like it and then something beyond my control comes along and bumps my off center. How nice it would be if I could get everything just the way I want it and say “okay, now.. stay!” 
But nothing stays the same. 
I grow up, make friends, lose friends, go to college, lose track of people, meet new ones and sometimes I ask yourself why. But then I learn that every single experience I go through changed me in some way. Every new person who comes into my life changes me. Every moral dilemma or emotional experience I come up against changes you. It’s my job to decide what I choose to become.

Tuesday, January 8, 2013

Your Life is so Precious

Holding on to what’s no longer there is one way to waste your life. Some of us spend the vast majority of our lives recounting past memories, and letting them steer the course of the present.  Don’t waste your time trying to live in another time and place.  Let the past, go.  You must accept the end of something in order to begin to build something new.  So close some old doors today.  Not because of pride, inability or egotism, but simply because you’ve entered each one of them in the past and realize that they lead to nowhere.

Stop waiting for tomorrow; you will never get today back.  It doesn’t matter what you’ve done in the past.  It doesn’t matter how low or unworthy you feel right now.  The simple fact that you’re alive makes you worthy.  Life is too short for excuses.  Stop settling.  Stop procrastinating.  Start today by taking one courageous step forward.  If you are not sure exactly which way to go, it is always wise to follow your heart.

Monday, July 23, 2012

What do I choose my life and reality to be?


Everything up to this point in my life that has or has not happened to me is because of the choices I have made. Every moment of everyday I am a making a choice to either think positively or negatively, the choice to be kind or bitter, the choice to watch television or go outside and be active, the choice to be burdened by past hurts or to let go and be free, the choice to waste time or be purposeful, the choice to live with passion or live to get by, the choice to be happy or to be sad. Everything in life is a choice.  I must take control of my choices and take control of my life.


So, what will I choose?


Monday, July 16, 2012

You're Beautiful Like You

Assalamualaikum.

........Cantik.....

Apa hal yang pertama kali terlintas di pikiran kita saat seseorang menyebut kata 'cantik'? Seorang aktris terkenal? Seorang wanita? Seorang gadis? Atau sebuah pemandangan alam?

Ya, cantik memang identik dengan sebuah keindahan dari seorang perempuan..

Tapi bagaimana dengan seseorang yang ngerasa dirinya ga cantik dan biasa-biasa saja? Bagaimana dengan seseorang yang ngerasa ga menarik karena kulitnya gelap? Bagaimana dengan orang yang ngerasa minder karena kakinya pendek dan ga jenjang layaknya model di majalah? 

Hai kamu perempuan Indonesia yang diberikan warna kulit yang eksotis, berhenti membanding-bandingkan diri kamu dengan cantik berdasarkan kriteria yang ada di televisi atau majalah. Cantik itu berarti tidak perlu membanding-bandingkan dirimu dengan yang lain. Cantik itu datangnya dari dalam. Tak perlu fisik yang sempurna, asalkan kita bahagia dan menerima segala kekurangan kita sebagai keunikan, rasa percaya diri akan memancar dan membuat orang lain pun menganggap kita menarik. Memang gak semua perempuan ngerasa seperti itu. Banyak yang merasa dirinya secara fisik memiliki banyak kekurangan yang menjadikannya minder bila berdampingan dengan perempuan lain.

Wake up, girls. Cantik itu relatif. Kalo kamu ngebanding-bandingin diri kamu terus sama perempuan lain, ga akan ada habisnya. Akan selalu ada perempuan yang jauh lebih cantik dari kamu. Nah, kalau udah gitu, apa yang bisa kamu lakuin? Mematut sana sini, mengubah ini dan itu agar terlihat seagai perempuan yang paling cantik. Melelahkan sekali  bukan??

Mematut diri buat terlihat paling cantik itu ga akan pernah ada habisnya, girls. Lihat saja kelakuan artis kita yang keturunan Cina, yang kulitnya kuning langsat cantik tanpa cacat malah melakukan tanning untuk mendapatkan kulit yang berwarna sawo matang eksotis layaknya gadis melayu Indonesia. Di sisi lain gadis-gadis Indonesia yang nyata-nyata punya kulit sawo matang malah berusaha segala cara untuk memutihkan kulit mereka. Mulai dari perawatan bleaching di salon yang membutuhkan biaya besar, hingga menggunakan produk kecantikan impor -ga terjamin keamanannya- yang harganya ga lebih dari secangkir black coffee di Starbucks.

Why compare yourself with others? No one in the entire world can do a better job of being you than you.

Girls, berdamai lah ama diri kamu sendiri. Sadari kalau kamu itu cantik dengan caramu. Syukuri setiap anugreah yang udah Allah kasi buat kamu. Mau itu kulit sawo matang, mata sipit, atau pipi tembam. Semua cantik, selama kamu mau menghargai itu dan merasa percaya diri dengannya. Saat siapapun dapat berdamai dengan dirinya sendiri dan menikmati apa yang dia punyai, itu pasti akan sangat menyenangkan. Cantik itu apa adanya kamu dan  apa yang nyaman menurutmu.

Alangkah cantiknya kamu seandainya pipi kamu yang tembam itu dihiasi oleh senyum tulus dan meneduhkan semua lelaki yang memandangnya. Alangkah cantiknya kulitmu yang coklat eksotis itu jika dirawat dengan benar dan dibiarkan sesuai warna aslinya. Alangkah indahnya tubuhmu jika dibalut dengan pakaian yang sopan. 

Duh, alangkah cantiknya kamu saat menjadi dirimu sendiri.