Tuesday, February 11, 2014

Berbicara Mengenai Nurani

“Aku yakin sejahat-jahatnya wanita yg ada di balik selimut orang lain itu sebenarnya masih punya hati nurani yg baik, sayang saja ego mereka lebih tinggi.” - A people out there.

Oh, apakah anda yakin?

Belum tentu mereka memiliki nurani yang baik. Saya pernah mengalaminya.
Lelakiku yang sampai beberapa bulan lalu masih saja diganggu (atau entah juga mengganggu) wanita itu. Wanita itu, yang sejak beberapa tahun terakhir ada di bayang-bayang lelakiku, bahkan jauh sebelum lelakiku menjadi milikku. Saat aku tahu perihal wanita itu, aku sendiri yang memintanya berhenti, cukup sampai di sini, sudahi saja hubungannya dengan lelakiku. Lelakiku menyanggupi, takkan ada lagi bayangan wanita itu di antara kami berdua, lelakiku bahkan sampai menangis meminta aku untuk tetap bertahan dan jangan meninggalkan.Lelakiku menyanggupi semua syarat yang aku berikan, dia bersumpah akan menepati janjinya untuk berhenti berhubungan dengan wanita itu.

Tapi tidak dengan wanita itu, dia yang ku minta sendiri untuk berjanji tidak ada lagi di antara kami, tidak sanggup memenuhi permintaan aku. Dia dengan tanpa rasa bersalah mengatakan, “maaf kak, aku ga bisa.” Bahkan sampai sekarang, wanita itu masih kerap membicarakan mengenai lelakiku di media sosialnya, masih berharap lelakiku akhirnya memilih dia, dan dengan angkuhnya menyalahkan aku atas semua yang terjadi antara dia dan lelakiku. Dia bahkan tidak segan menyebutku ‘bitch’ dan menuliskan hal-hal  buruk (yang tidak benar) tentang aku di media sosialnya.





Oh, Tuhan. Di mana nurani mu, wahai wanita di balik selimut lelakiku?

No comments: